Digital Advertising Makin Kencang di Tahun 2015
Seperti juga Public Relation (PR) yang porsinya akan membesar di Digital PR serta brand activation yang akan mengarah ke Digital Activation, maka tren advertising pada tahun 2015 diprediksi tak bisa lepas dari dunia digital, yakni digital advertising. Dinilai Omar F Shahab, Global Strategy Business Director OZE—agensiadvertising lokal, penggunaan digital akan semakin masif di tahun 2015.
“Hal itu disebabkan banyak pemilik brand sudah melihat peran digital, seperti sosial media, website, dan lainnya, sebagai sebuah channel yang bisa berguna untuk kebutuhan program advertisingmereka. Bahkan, peran digital sudah tidak sekedar ‘punya’. Kini, pemilik brand juga sudah paham soal konten yang digunakan untuk bisa engage dengan konsumen,” tegas Omar.
Kecenderungan tren advertising ke arah digital sangat dipengaruhi oleh penetrasi gadget (smartphone) di Indonesia. Omar membuktikan, bagaimana setiap orang pasti memiliki gadget dan di setiap gadget mereka pasti terkoneksi dengan portal–portal berita online serta aplikasi social media—mulai dari facebook, twitter, instagram, path, hingga linkedin. Semua itu tentu saja bisa menjadi contact point antara brand dengan targetmarket. Alias, ada peluang bagi para pengiklan atau pemasar untuk menempatkan dan menginformasikanbrand mereka di sana.
Fenomena itu, akan sangat berbeda pada lima-enam tahun silam. Amatan Omar, saat itu banyak perusahaan yang khawatir dan menolak digital sebagai bagian dari strategi advertising mereka. “Hal itu wajar, karena banyak perusahaan yang kurang paham akan hal itu,” katanya.
Kini, sudah banyak perusahaan mulai menganggarkan biaya iklannya untuk digital. Budget digital advertisingdipastikan akan selalu meningkat tiap tahunnya. Dituturkan Omar, budget tersebut biasanya dianggarkan untuk digital advertising dan digital activation.
Senada dengan Omar, Head of Display Solution Business Samsung Electronics Indonesia Willy Bayu Santosa, mengungkapkan bahwa saat ini pergeseran tren advertising bisa terbaca ke arah digital advertising. “Walau demikian, peran dari media tradisional seperti TVC, print ad, dan lainnya tidak bisa ditinggalkan. Kami menyadari bahwa semakin besarnya penetrasi pasar smartphone, tablet, dan produk digital lainnya turut membawa dampak yang sangat besar ke dalam advertising di masa depan. Kalau diamati secara kasat mata pun terlihat bahwa digital adalah kanal yang akan menjadi salah satu kunci kesuksesan,” jelas Willy.
Diakui Willy, persaingan di industri elektronik sangat ketat. Ketatnya industri tersebut tentu saja harus disiasati dengan inovasi. “Selain produk Samsung yang harus memiliki kualitas baik, peran media komunikasi serta peran digital, terutama sosial media, akan terus dimanfaatkan. Mengingat, kini pertumbuhan netizenatau pengguna internet semakin besar dan bertambah,” tandasnya.
Sebagai pendatang baru di pasar telepon selular (ponsel), merek ponsel asal China, Vivo, juga melihat trenddigital advertising akan terjadi di tahun 2015. Dijelaskan Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Communications Indonesia, “Tahun 2015, kami akan fokus di digital dan komunitas.”
Kendati digital advertising akan menjadi pilihan marketer di tahun depan, konvensional advertising seperti lewat TVC dan print ad, bahkan hingga flyer, menurut Omar, masih akan banyak ditemui. Terbukti, setelahdigital advertising, Vivo berencana akan mengkomunikasikan produknya lewat TVC dan media cetak. “Sejauh ini, kami memang memulainya lewat digital. Namun, ke depan, tak tertutup kemungkinan kami akan memilih TVC, mengingat orang Indonesia masih suka menonton televisi. Bentuknya, mungkin ke arah sponsorship program. Begitu juga dengan media cetak, kemungkinan akan kami manfaatkan di tahun depan,” aku Edy.
Sementara Samsung, memilih strategi 360 degree campaign. Itu artinya, kontennya harus terintegrasi di seluruh kanal komunikasi. Namun, lantaran social media masih sangat kuat pengaruhnya, maka Samsung memilih untuk memaksimalkan peran digital lewat sosial media seperti Facebook, Twitter, Instgram, atau lainnya.
Soal pesan komunikasi, menurut Willy, tiap tahunnya Samsung selalu memiliki pesan komunikasi tematik. Di tahun 2015 misalnya, tema New Business Experience akan terus diperkenalkan untuk rangkaian produkdisplay solution, Samsung System Air Conditioner, dan Samsung Smart School. Tema tersebut disesuaikan pula dengan strategi marketing yang dijalankan, baik pada segemenB2C (Business to Consumer) dan B2B (Business to Business).
Jika pada segmen B2C Samsung memperkenalkan sekaligus menginformasikan ke semua media massa melalui media konvensional dan media online, maka pada segmen B2B Sasmsung menggunakan konsepsniper strategy (target spesifik perusahaan) dan konsep vertical strategy (menyasar group perusahaan dan perusahaan turunannya atau anak perusahaan.
Selain digital dan media konvensional lainnya, menurut Omar, kegiatan sampling adalah good advertising di tahun 2015. “Karakter konsumen Indonesia khan butuh pembuktian dan brand experience terhadap suatu produk. Nantinya, mereka yang sudah mendapatkan brand experience akan mereferensi ke orang lain, aliasword of mouth,” yakin Omar.
Soal budget, Omar memprediksi anggaran iklan akan tumbuh signifikan. Mengingat, selama tahun 2014, para pelaku advertising tertahan dengan isu politik dan pemilihan presiden yang menyita perhatian masyarakat.
“Saya prediksi di tahun 2015 budget yang tertahan di 2014 kemungkinan akan dialihkan di tahun berikutnya. Untuk itu, rencana budget untuk advertising akan lebih besar di tahun 2015, dengan persentase naik dua hingga empat kali lipat. Sedangkan advertising planning yang dieksekusi secara offline maupun online, juga akan meningkat dua hingga tiga kali lipat,” ungkap Omar, yang menganjurkan pemasar untuk mengolah konten iklan ke arah local wisdom guna menghadapi pasar bebas ASEAN di tahun depan.